Sabtu, 06 Agustus 2011

Sejarah Perkembangan Agama Islam Di Indonesia


1. Masa Awal Kedatangan Islam Di Indonesia
Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia ada teori yang berpendapat masuknya Islam di indonesia pada abad ke-13 M. yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dan ada yang berpendapat juga Islam sudah masuk sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi yang antara lain dikemukakan W.P. Groeneveldt, Syeikh Muhammad Naguib Al-Attas, S.Q.Fatimi, Hamka, Uka Tjandrasasmita dll. Dan kami lebih yakin yang benar adalah pada abad ke-1 H. atau abad ke-7 M. dan langsung dari Arabia.  Kedatangan Islam awalnya melalui perdagangan Internasional oleh para pedagang dari arab  dan penyebaran secara lebih mendalam ke nusantara dilakukan oleh para da’i dan para wali (Di Jawa Wali Sanga). Para Dai ada  yang berasal dari luar Indonesia dan ada yang dari Indonesia sendiri. Waktu kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia melalui beberapa fase dimana  pada abad ke-7 M. awalnya di bagian Barat Indonesia saja, namun lambat  laun penyebaran Islam samapai keseluruh  Indonesia bahkan di wilayah Asia Tenggara, ini berjalan dengan damai sesuai dengan prinsip-prinsip konsep Islam. Proses Islamisasi melalui berbagai jalur :
  1. Perdagangan
  2. Pernikahan
  3. Memasuki birokrasi
  4. Sufisme
  5. Pendidikan (Pesantren)
  6. Kesenian.
2. Masa Perkembangan pada Jaman Kesultanan Indonesia
Setelah terjadi proses penyebaran Islam lambat laun tumbuh dan berkembang Kesultanan-Kesultanan Islam dengan dinamika sejarahnya dalam berbagai aspek social- politik, social ekonomi-perdagangan, social keagamaan dan kebudayaan. Dalam bidang social politik biasanya terjadi pergantian kekuasaan yang mulus   dan tidak mulus. Tidak mulus disebabkan terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan keluarga,dan juga   hasutan politik dari luar dari pihak yang menginginkan menacapkan pengaruh dan juga melakukan penjajahan salah sarunya untuk  memonopoli perdagangan. Karena masuknmya pengaruh asing dan adanya intervensi dari penjajah terhadap pemerintahan Kesultanan, maka mulai terjadi perlawanan terhadap penjajah yang awal kedatangannya secara baik baik. .Contohnya Kesultanan Aceh Darussalam yang dikuasai Hindia-Belanda. Bahkan pada abad ke-19 M.muncul gerakan sosial dan keagamaan dimana mana misalnya Pemberontakan Cilegon, Perang Padri, Pemberontakan Antasari, dan di daerah-daerah lainnya. Pemberontakan atau perlawanan-perlawanan terhadap penjajah tersebut umumnya dipimpin para Kiai atau Ulama. Masa kemasan Kesultanan di Indonesia terjadi pada abad ke-17 M. ini dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan: politik, ekonomi-perdagangan,keagamaan dan kebudayaan. Contohnya Kesultanan Aceh Darussalam semasa Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Mataram semasa Sultan Agung Hanyakrasusumo, Kesultanan Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Gowa semasa Sultan Hasan Uddin. Dari masa masa itu memberikan warisan kesasteraan agama Islam mengenai berbagai hal: Taugid, Tasawuf dan Tarekatnya, Fikh, Musyah Al- Qur’an.bahkan Kesultanan Aceh Darussalam,  terkenal dengan para ulama besarnya dan tempat berguru para kiai sebelum pergi menenuaikan ibadah haji, karena itu  Aceh digelari  Serambi Mekkah. Di Aceh hidup Hamzah Fansuri (w. 1527 M.), Syamsuddin As-Sumaatrani (abad 17 M.),Nuruddin Ar-Raniri ( abd-17 M.), Abdurrauf As-Singkili (abd 17 M.).. Dari Aceh mulai ditulis sastra keagamaaan Islam yang  dalam huruf Jawi berbahasa Melayu dan tersebar ke berbagai daerah Indonesia sepert di Sumatara, di Bima, Maluku, Sulawesi-Buton, Kalimantan, pengaruhnya juga masuk ke Banten , Cirebon dan daerah daerah lainnya. Pada abad 17 dan 18 Masehi hubungan  antara ulama-ulama Timur Tengah dan Melayu-Indonesia sangat baik.  umumnya di Kesulatanan-Kesultanan di Indonesia menerapkan Syari’ah terutama di bidang Ubudiyah, Muamalah dan Hudud, tetapi dalam bidang Jinayah tidak kecuali satu masa di Kesultanan Aceh Darussalam semasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 tetapi kemudian dihapus mada masa Iskandar Thani.  

3. Masa Penjajahan
Hubungan perekonomian dan perdagangan antar Kesultanan di Indonesia dan antar Bangsa dengan negeri.negeri di Asia Tenggara, Di Timur Jauh: Cina, Jepang dan lainnya dan juga dengan Timur Tengah: Arabia, Persi (Iran), Irak, Turki, Mesir dan lainnya berjalan terus sekalipun pernah dirintangi oleh politk monopoli perdagangan Portugis dan Belanda. Setelah penjajahan VOC  praktis beberapa Kesulatanan sektor perekonomian dan perdagangannya beralih kepada penjajah kecuali Aceh baru pada awal abad ke-20 awal. Hubungan-hubungan ekonomi pedagangan dengan negeri-negeri Islam diperkuat juga dengan hubungan persabatan dalam menghadapi penjajahan. Dapat pula kita catatat bahwa meskipun penjajahan VOC-Hindia Belanda merupakan faktor keruntuhan bagi Kesultanan-Kesultanan di Indonesia namun perlawanan dengan cara pemberontakan seperti telah dikatakan di atas berjalan terus. Pemerintah Hindia berusaha menghalang halangi kegiatan keagamaan Islam, misalnya dalam bidang ibadah haj dikeluarkanlah Haji Ordonansi 1922 yang sebanarnya merugikan umat Islam Indonesia yang dikeluarkan oleh penjajah hindia belanda. Demikian pula di bidang pendidikan muncul Ordonnansi Guru, 1925.  Belanda  melakukan berbagai upaya untuk merintangi umat Islam melakuakan kegiatan kegiatan keagamaan yang diatur oleh Het Kantoor voor Inlandsche Zaken . Mka muncullah pendidikan  Islami yang dipelopori oleh Syaikh Ahmad Khatib, Syaikh Thahir Jalaluddin, Syaikh Mugammad Jamil Jambek dan kawan kawnnya di daerah Minangkabau dengan tujuan mengimbangi sistem pendidikan yang dibuat ole belanda. Dan  yang memiliki berpengaruh  besar antara lain pendidikan Surau Jembatan Besi di Jakarta  tahun 1905.


Cuplikan mengenai Pengayaan Materi Pelajaran Sejarah Islam di
Indonesia yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Kabupaten Bogor
Oleh: H. Uka Tjandrasasmita
Dosen Fak. Adab dan Humaniora /
Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah
Di edit teguh 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar