Jumat, 05 Agustus 2011

Dua Macam Syirik

 

Dua Macam Syirik

Pada hari jumat tanggal 5 agustus 2011  ketika saya sholat jumat di masjid Al Atiq yaitu salah satu masjid yang sudah berumur ratusan tahun (-+ 450 tahun) yang terletak di Jalan Masjid I, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, saya mendengarkan hotbah yang disampaikan oleh sang Khatib tapi saya lupa nama Khatibnya, beliau menyampaikan Khutbahnya tentang syirik, yang mana kata beliau syirik itu ada dua macam yaitu: syirik yang tidak nampak dan syirik yang nampak.

1.Syirik yang tidak nampak / tidak kelihatan
yang dimaksud syirik tidak nampak atau tidak nyata adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan harapan perbuatan itu akan mendapat pujian dari orang lain yaitu suatu perbuatan amal kebaikan yang yang didasari pada sifatnya riya'. sebagai contoh beramal dan bersodaqoh karena ingin dilihat orang lain bukan semata mata karena Allah Swt.

2. Syirik nyata atau syirik yang nampak
Syirik yang ini adalah sirik yang pada umumnya  kita sudah paham, yaitu perbuatan atau tindakan yang pada prinsipnya tidak percaya sama kebesaran dan keagungan Allah SWT, bentuk kongkritnya adalah antara lain:
  1. Orang yang percaya pada praktek perdukunan, seseorang lagi mengalami kesulitan  dalam menjalani hidup bukanya mendekat dan meminta pada Allah SWT tapi malah minta pertolongan pada dukun.
  2. Meragukan akan masa depannya sendiri sehingga mendatangi peramal minta diramal nasibnya
  3. Percaya pada suatu benda yang dianggap keramat seperti jimat ataupun yang lainnya, yang dianggap mampu menyelesaikan masalahnya yang sedang di hadapi
  4. Mengkultuskan, menganggap suci atau mempercayai kepada seseorang bahwa orang itu pintar dan mampu mengatasi segala masalah yang sedang ia dihadapi, sehingga meminta pertolongan kepad orang tersebut bukan pada Allah Swt. 
Coba kita renungkan apa yang telah disampaikan oleh sang Khotib pada ahir khutbahnya, beliau menyampaikan sebuah ucapan yang pernah disampaikan oleh Almarhum Bapak Kyai Zaenudin Mz, Bapak khotib menyampaikan bahwa pada suatu hari Bapak Kyai Zaenudin Mz sedang mengadakan ceramah (ceramah terakhir sebelum beliau wafat) dilingkungan tempat tinggal beliau, Bapak Kyai Zaenudin mengatakan  bahwa anatara para kyai,ulama, ustadz bahkan habib sekalipun sekarang ini beda tipis dengan para dukun. Beliau mengatakan dibalik jubah putih, dibalik bacaan yasin dan dibalik bacaan tahlil terselip praktek praktek yang menjerumus kepada syirik.
Itulah ucapan sang Khotib pada akhir Khutbahnya namun beliau tidak mendefinisikan secara detail hal tersebut.

Ini merupakan ringkasan Khutbah Jum'at yang dapat ditangkap  oleh saya.
Mari kita renungkan bersama kebenaran dari Khutbah itu,
Wallahu a'lam 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar